Potret Buram Sekularisme Mematikan Naluri Keibuan

Daftar Isi

Fitrah seorang ibu tanpa ketiadaan penerapan sistem Islam secara totalitas oleh negara niscaya akan mematikan naluri keibuan

Apalagi ditambah dengan sistem sekularisme yang mencengkeramnya


Penulis Sri Yana, S.Pd.I.

Praktisi Pendidikan


Siddiq-news.com, OPINI -- Tanda-tanda akhir zaman. Inilah gambaran nyata dari peristiwa yang menimpa seorang anak berinisial T (13). Ibunya yang berinisial E (41) tega mengantarkan T untuk diperkosa oknum kepala sekolah sekaligus selingkuhannya, J (41). Mirisnya, itu dilakukan oleh E demi mendapatkan sebuah motor vespa. Peristiwa yang tengah menjadi sorotan ini terjadi di Sumenep, Madura, Jawa Timur. (kumparan.com, 1/9/2024).

Ironis, E merupakan seorang guru PNS. Dari segi keilmuan adalah orang yang digugu dan ditiru, tetapi tak disangka rela memberikan anaknya untuk direnggut kesuciannya oleh seorang kepala sekolah. Bahkan sang ibu sendirilah yang mengantarkan anaknya ke rumah pelaku seksual, yaitu di Desa Kalianget Timur. Guru yang keilmuannya dikatakan mumpuni, nyatanya mampu melakukan hal di luar nalar. Apakah karena sudah menanggung hidup yang begitu sulit sehingga kewarasan dan naluri keibuannya sudah mati?

Peristiwa yang dialami T jelas mengundang keprihatinan publik. Seolah ikut teriris sakit mendengar berita ini. Masa depan generasi yang seharusnya menikmati masa indahnya sebagai generasi yang ceria dan bahagia ternodai dengan trauma psikologi yang menyedihkan, apalagi dilakukan lebih dari sekali. Masyarakat yang mendengar kisah T pasti ikut kecewa, bahkan kesal yang luar biasa. Kejadian ini jelas harus diselidiki lebih dalam. 

Jika ditelaah, inti permasalah munculnya beragam kasus yang dilakukan oleh ibu adalah hilang perisai hidup saat ini yang menjadikan rusaknya hidup umat. Apalagi dibarengi dengan penerapan sistem bobrok yang menaungi dunia ini. Sebab, sebuah sistem saling berkaitan dengan keadaan yang terjadi. Padahal sejatinya ibu ibarat tombak peradaban. Namun, dalam kondisi sakit, ibu justru tidak diobati. Sehingga tetap berada di tempat kotor yang berakibat menjadi kotor juga. Di sisi lain, tidak dibarengi bimbingan kedekatan dengan Allah sehingga ibu pun makin stres. Alhasil, naluri seorang ibu yang sejatinya menjadi penyelamat anaknya, malah berbalik merusak masa depan anaknya. 

Sejatinya, sistem sekularisme nyata mencetak generasi yang rentan dan rapuh dalam mengarungi kehidupan yang penuh onak dan duri. Di saat kebobrokan melingkupinya seharusnya diperlukan penyelesaian yang hakikatnya adalah sistemis, bukan solusi tambal sulam yang tidak menyelesaikan masalah. Maraknya kasus yang menghilangkan naluri ibu merupakan bukti kegagalan sistem sekuler, khususnya sistem pendidikan dan sistem sanksi.

Paradigma Islam menetapkan peran dan fungsi ibu, yaitu sebagai pendidik yang pertama dan utama. Islam juga menyediakan adanya sistem yang mendukung di tempat kerja. Kesempurnaan sistem Islam dapat dilihat dari sistem Pendidikan yang membentuk kepribadian islami. Sistem sanksi dan sistem lain juga mampu menjaga setiap individu dalam kebailkan, ketaatan, dan keberkahan Allah Swt.. Islam juga mewajibkan negara agar mampu menjaga fitrah ibu, anak, dan seluruh umat manusia, sebagaimana firman Allah Swt., “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (QS Ar-Rum: 30)

Artinya, Allah Swt. telah memberikan fitrah sebaik-baiknya kepada manusia. Hanya saja manusia yang mengubah fitrahnya menjadi tidak baik. Contohnya, ibu melahirkan anak sebaik-baiknya, tetapi ibunya sendiri yang menjadikan fitrah anaknya yang harusnya dilindungi dan dijaga, justru dirusak masa depannya. Astagfirullah

Fitrah seorang ibu tanpa ketiadaan penerapan sistem Islam secara totalitas oleh negara niscaya akan mematikan naluri keibuan, apalagi ditambah dengan sistem sekularisme yang mencengkeramnya. Oleh karena itu, kejadian-kejadian penodaan banyak terjadi. Ini hanya sedikit yang diketahui. Belum lagi yang tidak diliput media sosial sehingga tidak diketahui banyak orang. Wahai umat manusia, sudah saatnya kita menyadari bahwa kembali kepada aturan Islam merupakan kebutuhan yang mendesak hari ini agar generasi umat ini terjaga dari sistem rusak dan merusak generasi. Wallahualam bissawab. []