Merevisi Cara Mencintai Nabi Muhammad saw

Daftar Isi


 Oleh. Kembang Wangi

 (Pengemban Dakwah)


Bulan Rabiul Awal adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Di dalamnya banyak terjadi peristiwa penting. Di antaranya adalah kelahiran nabi agung Rasulullah Muhammad saw..


Setiap tahun, peristiwa kelahiran beliau tidak pernah luput dari luapan rasa bahagia dan gembira umat Islam. Itu karena kelahiran beliau adalah nikmat yang sangat besar dirasakan oleh umat. Allah swt. menegaskan betapa kelahiran Rasulullah saw. dimaknai sebagai karunia bagi kaum mukmin. Seperti yang ditegaskan oleh-Nya dalam surah Ali Imran ayat 164.


Bukti Cinta kepada Rasulullah saw. 


Mengingati kelahirannya adalah salah satu perwujudan dari mencintai beliau. Sedangkan mencintai Rasulullah saw. hukumnya wajib. Seperti yang difirmankan Allah Swt. dalam surah At-Taubah ayat 24 bahwa siapapun yang mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya maka diancam akan mendapatkan azab dan tidak diberi petunjuk. 


Sebagai seorang muslim hendaknya kita membuktikan kecintaan kita kepada Rasulullah saw.. Perbuatan yang mewujudkan cinta kepada Rasulullah saw. adalah dengan tidak menyakiti Nabi Muhammad saw. dan tidak membuatnya marah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surah At-Taubah ayat 61. Isinya bahwa Allah memberi ancaman kepada siapa saja yang menyakiti Rasulullah saw. dengan azab yang pedih.


Bahkan Rasulullah saw. sendiri mengisyaratkan kita umatnya agar melaksanakan semua perintah-Nya tanpa rasa bimbang atau ragu. Hal ini diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah ra. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Hibban.


Puncak Cara Mencintai Rasulullah saw. 


Puncak cara mencintai Rasulullah saw. secara sahih adalah dengan menaatinya. Taat kepada semua hal yang beliau ajarkan dan perintahkan. Hal ini dijelaskan sebagaimana Imam Al-Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyyah bahwa tanda-tanda mencintai adalah taat. Itu karena dengan ketaatan terhadap beliau akan menghantarkan seseorang menuju surga.


Rasulullah saw. juga menegaskan bahwa golongan yang masuk surga adalah yang menaatinya. Sedangkan siapapun yang membangkang terhadapnya akan mendapat ganjaran neraka. Hal ini diriwayatkan dari hadis sahih Al-Bukhari.


Seremonial Maulid di Sistem Kapitalisme Sekuler


Saat ini perayaan Maulid Nabi hanya diwujudkan secara seremonial saja. Faktanya Maulid baru sebatas berwujud pada aspek ibadah ritual dan akhlak Rasulullah saw.. Meski sering dirayakan tapi kenyataannya kecintaan terhadap nabi belum maksimal dilaksanakan. Itu karena efeknya tidak membuat kehidupan sejahtera bahkan keadaan umat saat ini sangat terpuruk. 


Problematika ekonomi ribawi, sikap penguasa yang jauh dari kata melindungi dan melayani rakyat, bahkan rakyat dizalimi dengan kebijakan yang tidak masuk akal. Dimana contohnya adalah diterapkannya pajak yang semakin tinggi dan utang negara yang meningkat.


 Kini umat dibuat abai terhadap ajaran-ajaran Rasulullah saw. yang komprehensif. Hal ini diakibatkan karena adanya penerapan sistem yang salah yaitu kapitalisme sekuler dalam kehidupan.


Mencintai Nabi yang Benar


Lantas mencintai Nabi yang bagaimana sehingga bisa membuat kehidupan menjadi baik, benar, sejahtera, dan berkah? Jawabnya tiada lain dengan meningkatkan kualitas mencintai nabi. Peningkatan kualitas cinta dengan memperbaiki pemikiran umat. Dimana hendaknya hal ini menjadi upaya terbaik. Dengan memberikan pemahaman bahwa melakukan semua ajarannya secara total, tidak hanya sisi ibadah ritual dan akhlak saja.Taat secara total adalah bukti mencintai nabi.


Rasulullah saw. tidak hanya mengajarkan cara ibadah dan berakhlak dengan baik saja. Akan tetapi beliau mengajarkan selain kedua hal di atas bahkan lebih luas lagi. Beliau mengajarkan bagaimana tata cara bermuamalah dalam bidang ekonomi, pendidikan, berpolitik , dalam pemerintahan , dll..


Sayangnya saat ini umat enggan meninggalkan riba dan transaksi batil yang dibuat oleh sistem kapitalisme sekuler. Mereka pun enggan mengatur semua urusan kehidupan dengan aturan Islam. Masyarakat tak mau menerapkan sanksi hukum Islam (qishah, rajam untuk pelaku zina, dll.). Pengaturan pemerintahan atau negara dengan aturan Islam pun emoh diterapkan.


Padahal Rasulullah saw. selama bertahun-tahun mengaplikasikan aturan Islam di Madinah di mana kedudukan beliau sebagai kepala negara Islam Daulah Islamiyah. Sedangkan Allah Swt. sudah menegaskan dalam surah Al-Hasyr ayat 7 perintah bagi kita umatnya untuk menerima dan melaksanakan apa-apa yang dibawa Rasulullah saw. dan meninggalkan apapun yang dilarang beliau.


Dampak Tidak Totalitas Mencintai Nabi

 

Oleh karena itu dapat kita renungi bahwa umat saat ini tidak melaksanakan kecintaan nabi secara total. Dampaknya umat dewasa ini mengalami banyak kesulitan, tidak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana mestinya. Lebih jauh bahkan hak umat sebagai rakyat sangat diabaikan oleh penguasa.


Hal tersebut sejatinya adalah buah dari pelaksanaan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan yaitu sekularisme kapitalisme. Umat kini mencintai Rasulullah dalam kadar yang sangat minimalis atau bisa dikatakan tidak mencintai Rasulullah saw. karena keengganan melaksanakan semua ajaran yang diberikan olehnya.

 

Jadi tingkatkan rasa mencintai Rasulullah saw. adalah dengan melaksanakan secara total semua ajarannya dalam setiap aspek kehidupan. Terutama menjadikan Al-Qur'an dan as-sunah sebagai sumber hukum dalam bernegara seperti yang Rasulullah saw. ajarkan yaitu Daulah Islamiyah.


Hal tersebut bisa dimulai dengan menggaungkan urgensi menerapkan Islam dalam bernegara kepada umat. Dengannya maka kecintaan kepada Rasulubullah saw. terwujud dengan baik. Yakni dengan menerapkan semua yang diajarkannya sampai dalam hal bernegara. Wallahualam bissawab.