Merebaknya Kejahatan Anak Akibat Pornografi

Daftar Isi

Betapa bahayanya paparan pornografi terhadap generasi dapat merusak perkembangan otak, emosi, bahkan dapat menurunkan kemampuan bersosialisasi bagi anak-anak.


Oleh. Riska Azizah 

Aktivis Dakwah


Siddiq-News.com, OPINI-Kasus kejahatan semakin hari makin menjadi, tak hanya di lakukan oleh orang dewasa, melainkan anak-anak juga makin merebak. Pornografi merupakan potret salah satu bentuk rusaknya pendidikan sekuler kapitalisme saat ini.

Hal ini telah jelas tampak dari berita yang dikutip dari Jakarta, CNN Indonesia yaitu empat remaja di bawah umur di Palembang, Sumatra Selatan, memperkosa kemudian membunuh seorang siswi dari SMP yang berinisial AA (13 tahun). Kemudian pelaku membuang jasad korban di sebuah kuburan Cina pada hari Minggu (1/9) pukul 13.00 WIB.

Tindakan kriminalisasi ini di lakukan untuk menyalurkan hasratnya usai melihat video pornografi. Ujar Kapolresta Palembang Kombes Haryo Sugihhartono pada Kamis (5/9/24).

Hal ini menunjukkan betapa bahayanya paparan pornografi terhadap generasi dapat merusak perkembangan otak, emosi, bahkan dapat menurunkan kemampuan bersosialisasi bagi anak-anak.

Dopamin anak-anak yang sering melihat konten pornografi juga akan membanjiri profrontal cortex yang berperan sebagai pusat kepribadian, sehingga mereka sulit untuk mengambil keputusan dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Makin maraknya kasus pornografi adalah buah dari pemikiran liberal yang di hasilkan dari sistem pendidikan sekuler kapitalisme hari ini, yakni menjauhkan agama dari kehidupan.

Sistem pendidikan sekuler menghasilkan tingkah laku yang bebas, bertindak semaunya dan jauh dari pemikiran yang islami. Mereka seakan melakukan hal tersebut tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. 

Sungguh ironis anak-anak yang seharusnya disibukkan dengan ilmu membentuk pribadi yang bertakwa dan bertanggung jawab, mengembangkan diri dengan mengasah bakat mereka serta mengejar cita-cita, justru kini harus mengorbankan masa kecil mereka karena tayangan-tayangan yang tidak senonoh bahkan merusak masa kecil mereka.

Saat ini generasi makin terancam dari segala sisi mulai dari tontonan bahkan tuntunan. Media sosial hari ini makin didominasi oleh tayangan-tayangan yang tidak bermutu yang hanya menghasilkan cuan bagi mereka tanpa mempertimbangkan bahaya sekalipun merusak segalanya.

Media sosial pada sistem sekuler kapitalisme hari ini hanya digunakan sebagai ajang untuk jual beli dan meraih keuntungan belaka, mencari materialistis sebanyak-banyaknya, bukan ditunjukan sebagai pencetak generasi yang bertakwa. 

Padahal generasi adalah tombak penentu dari kemajuan negara, sehingga melahirkan generasi yang serba bebas dan boleh. Mereka seakan merasa bangga dan tidak pernah merasa malu akan perbuatan-perbuatan buruknya, hingga tak jarang dipamerkan pada dunia maya.

Di sisi lain akibat dari maraknya kasus pornografi juga dikarenakan negara tidak serius dalam menutup konten-konten pornografi. Kominfo hanya menjadikan pemblokiran domain situs sebagai strategi utama, padahal konten-konten seperti itu tidak hanya di akses melalui situs-situs tersebut melainkan dengan mudah di akses dari apk Telegram, Youtube, Netflix, WhatsApp dan masih banyak lagi.

Negara juga tidak serius dalam menangani kasus kriminalisasi seperti pemerkosaan pembunuhan dan kejahatan-kejahatan lainya dengan alasan masih di bawah umur/anak-anak yang berdasarkan UU perlindungan anak.

Tumpulnya hukum tidak memberikan efek jera pada mereka, bahkan mereka tidak akan merasa takut dalam melakukan suatu kejahatan. Padahal sejatinya mereka sudah baligh dan seharusnya sudah mampu membedakan mana yang baik dan buruk.

Selama sistem sekularisme masih terus diemban, maka kasus pornografi akan terus menggurita. Keberhasilan untuk memberantas pornografi hanyalah sebagai mimpi di siang bolong. 

Negara ini butuh solusi alternatif yang mampu memberantas segala kasus kriminalisasi seperti pornografi. Pasalnya solusi hari ini telah terbukti gagal dalam memberantas berbagai kasus terutama pornografi.

Tidak ada masalah tanpa solusi dan solusi yang paling baik dan tepat hanya akan lahir dari sistem Islam di bawah naungan negara khilafah. Negara Islam akan menjadi perisai yang mampu melindungi seluruh generasi dari segala sisi baik dari segi nafsiyah maupun akidah. Di antaranya:

Pertama, dalam negara Islam kurikulum dalam pendidikan harus berdasarkan akidah Islam mulai dari seluruh bahan pelajar maupun metode pengajaran yang di terapkan.

Kedua, tujuan dari pendidikannya adalah untuk membentuk kepribadian Islam, oleh karenanya negara akan membekali setiap masyarakat dengan ilmu-ilmu agama.

Ketiga, dengan hukum Islam negara akan memberantas media sosial yang menayangkan tayangan-tayangan yang dapat merusak pemikiran maupun tingkah laku para generasi serta memberikan hukuman yang tegas.

Keempat, sistem Islam akan menegakkan hukuman yang tegas bagi seluruh pelaku kejahatan baik pemerkosaan, pembunuhan maupun tindak kejahatannya. Sehingga mampu memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan.

Demikianlah mekanisme Islam dalam memberantas pornografi dalam kehidupan. Semua ini hanya bisa dilakukan dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam kehidupan.

Wallahualam bissawab. []