Membangun Visi Perubahan yang Sahih Menuju Kebangkitan Hakiki

Daftar Isi

Membangun pemahaman dengan visi perubahan yang sahih butuh arahan yang tepat dan waktu yang tidak singkat

Di sinilah pentingnya kehadiran kelompok dakwah ideologis yang dengan sabar membina rakyat agar mau berfikir jernih


Penulis Hany Handayani Primantara, S.P 

Pendidik Generasi


Siddiq-news.com, OPINI -- Masyarakat dibuat gempar oleh DPR mengenai revisi UU Pilkada yang menyelisihi hasil keputusan MK yang sudah terbit sebelumnya. Mahkamah konstitusi (MK) telah mengeluarkan putusan yang menyatakan bahwa partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu dapat mendaftarkan pasangan calon kepala daerah meski tidak memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). 

Pasar pakar politik menilai bahwa dengan adanya keputusan MK ini, besar kemungkinan akan berimplikasi memunculkan jumlah kandidat yang lebih banyak, sehingga masyarakat diberi lebih banyak pilihan calon. Hal ini memberikan peluang yang lebih lebar bagi calon-calon peserta pemilu untuk ikut andil dalam pesta demokrasi kali ini. Namun tampaknya DPR tak berfikiran senada dengan MK.

Walhasil ribuan massa berdemonstrasi di depan kompleks Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Perwakilan Rakyat (DPR/MPR) untuk menolak revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sebab hal itu akan menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pilkada sebelumnya. (VoaIndonesia, 22/08/24).

Pergerakan yang Tak Berpengaruh 

Melihat kecendrungan rakyat terhadap fenomena di sekitarnya secara umum mulai membaik tentu merupakan kabar gembira. Tak mengenal status sosial, kedudukan dan posisi jabatan, seluruh lapisan masyarakat bersatu di depan gedung DPR demi tegaknya peraturan dan terselenggaranya demokrasi sejati. Mereka bergerak dalam rangka melawan kezaliman dan kesewenang-wenangan. Penerapan sistem kapitalisme saat ini yang telah mengakibatkan kerusakan di segala bidang dan rakyat menjadi korban.

Namun sangat disayangkan, bergerak dan bersatunya rakyat saat ini belum berlandaskan pada pemahaman yang benar atas akar masalah dan solusinya. Masyarakat masih bersandar pada demokrasi, yang sejatinya menjadi penyebab kerusakan seluruh permasalahan yang dihadapinya. Sebab tak cukup hanya dengan bergerak dan bersatu tanpa visi perubahan yang sahih. Butuh adanya pemahaman mengenai visi perubahan yang sahih pada semua kalangan. Sebab bergeraknya rakyat yang berlandaskan sistem demokrasi sama halnya dengan bersama-sama mendorong mobil rusak.

Bergeraknya rakyat atas dasar demokrasi tak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan ke arah yang lebih baik. Masih berharapnya rakyat terhadap demokrasi adalah bukti bahwa rakyat belum sadar sepenuhnya tentang dasar problematika umat. Hal ini bukan berarti kita harus bersikap apatis. Justru di momen inilah seharusnya partai politik ideologis hadir membersamai rakyat yang telah bergejolak. Dengan sedikit pembinaan mengenai konsep visi perubahan yang sahih maka akan memunculkan kekuatan baru yang lahir dari sebuah kesadaran akan problematika tersebut.

Kebangkitan Hakiki dari Perubahan Visi

Membangun pemahaman dengan visi perubahan yang sahih butuh arahan yang tepat dan waktu yang tidak singkat. Di sinilah pentingnya kehadiran kelompok dakwah ideologis yang dengan sabar membina rakyat agar mau berfikir jernih. Dengan penuh kesabaran dan kelapangan mereka akan membina rakyat membangun visi perubahan yang benar sesuai standar syariat. Yaitu penerapan Islam dalam bingkai syariat secara kafah. 

Dengan ditumbuhkannya pemahaman tersebut diharapkan pola pikir rakyat jadi terbangun secara otomatis dan bersedia berjuang bersama menegakkan syariat Allah tanpa paksaan serta iming-iming duniawi. Mengembalikan sistem Islam yang pernah runtuh demi meraih kehidupan yang lebih baik serta rida Allah Swt.. Demikianlah thoriqoh dakwah rasul ketika ingin mengimplementasikan syariat Islam dalam bentuk penerapan total di kehidupan manusia. 

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surat Al Imran 104, "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." Wallahualam bissawab. []