Impitan Ekonomi Mematikan Naluri Keibuan

Daftar Isi

Islam menetapkan peran negara sebagai raa’in atau pengurus yang bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyatnya

Sistem ekonomi Islam dirancang untuk menyejahterakan rakyat melalui berbagai mekanisme


Oleh Ratna

Aktivis Muslimah


Siddiq-news.com, OPINI -- Impitan ekonomi yang berat dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hilangnya akal sehat dan matinya naluri keibuan. Ketika keluarga menghadapi kesulitan ekonomi yang ekstrem, dampaknya tidak hanya terasa pada aspek material tetapi juga emosional dan moral. Kasus-kasus seperti ini menggarisbawahi dampak serius dari ketidakmampuan ekonomi terhadap fungsi keluarga dan peran keibuan.

Kesulitan ekonomi yang mendalam sering kali mengakibatkan hilangnya akal sehat dan naluri keibuan yang seharusnya mendasari keputusan dan tindakan seorang ibu. Dalam kondisi ekstrem, seperti ketika kebutuhan dasar tidak dapat terpenuhi, naluri keibuan yang seharusnya melindungi dan merawat anak bisa menjadi terabaikan. Ini terlihat dalam kasus di Medan, di mana seorang ibu terpaksa menjual bayi yang baru dilahirkannya untuk mendapatkan uang sebesar Rp20 juta. Kasus ini mencerminkan dampak dari himpitan ekonomi yang sangat berat yang dapat mengarah pada keputusan ekstrem (Metro Tempo, 2024).

Kurangnya dukungan dari negara dalam mewujudkan kesejahteraan menjadi faktor penting yang memperburuk situasi ini. Sistem ekonomi yang diterapkan saat ini sering kali tidak mampu menyediakan lapangan kerja yang memadai atau dukungan yang cukup bagi keluarga yang berada dalam kesulitan. Ketidakmampuan negara dalam menyediakan jaring pengaman sosial dan pekerjaan bagi suami memperburuk beban keluarga, yang pada gilirannya bisa memengaruhi kesejahteraan ibu dan anak.

Sistem pendidikan yang ada juga berperan dalam membentuk kepribadian dan karakter. Ketika sistem pendidikan gagal dalam mendidik individu untuk memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab, dampaknya bisa terlihat dalam tindakan ekstrem seperti menjual anak. Pendidikan yang tidak efektif dalam membentuk pribadi yang takwa dan memiliki moralitas yang baik dapat berkontribusi pada keputusan yang merugikan kesejahteraan keluarga.

Islam menetapkan peran negara sebagai raa’in atau pengurus yang bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyatnya. Sistem ekonomi Islam dirancang untuk menyejahterakan rakyat melalui berbagai mekanisme, termasuk penyediaan lapangan pekerjaan yang luas dan dukungan sosial. Dengan adanya sistem ekonomi yang adil dan merata, seperti dalam pandangan Islam, kesejahteraan masyarakat dapat terjaga dan mengurangi risiko keputusan ekstrem akibat impitan ekonomi.

Sistem pendidikan dalam Islam berfungsi untuk membentuk kepribadian Islami dan mendukung pengembangan keimanan. Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam diharapkan dapat menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga moralitas dan tanggung jawab terhadap keluarga. Ini penting untuk mencegah tindakan yang merugikan kesejahteraan keluarga, seperti menjual anak.

Media memiliki peran penting dalam mendukung dan memperkuat keimanan masyarakat. Melalui penyampaian informasi yang bermanfaat dan edukatif, media dapat membantu masyarakat memahami pentingnya nilai-nilai moral dan tanggung jawab keluarga. Media juga dapat meningkatkan kesadaran tentang dampak dari impitan ekonomi dan cara-cara untuk mengatasinya.

Penerapan sistem Islam kafah, yang mencakup penerapan prinsip-prinsip Islam secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat, dapat mengoptimalkan fungsi keluarga. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan masalah-masalah ekonomi yang mempengaruhi naluri keibuan dan kesejahteraan keluarga dapat diatasi dengan lebih efektif.

Impitan ekonomi yang ekstrem dapat memengaruhi naluri keibuan, seperti yang terlihat dalam kasus di Medan. Dukungan negara yang tidak memadai, kegagalan sistem pendidikan, dan penerapan sistem ekonomi serta pendidikan yang tidak berbasis pada nilai-nilai moral dapat memperburuk situasi ini. Pendekatan Islam yang komprehensif, baik dalam aspek ekonomi, pendidikan, maupun media, menawarkan solusi untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Wallahualam bissawab. []