Influencer kunjungan ke IKN, Pencitraan?

Daftar Isi

Ketika pemimpin sudah menjalankan amanah dengan baik, tentu akan dicintai oleh rakyatnya

Tidak perlu repot menjaga citra jika kepemimpinan telah dijalankan dengan baik dan amanah 


Penulis Nurmaila sari

Pegiat Literasi 


Siddiq-news.com,OPINI -- Presiden Joko Widodo mengajak para influencer untuk melakukan kunjungan ke IKN alias Ibu Kota Nusantara menuai pro-kontra. Dikutip dari laman Tempo, (04/08/2024) Diketahui Jokowi didampingi sejumlah influencer untuk meresmikan Jembatan Pulau Balang dan akan dilanjut dengan meninjau pembangunan jalan tol menuju IKN.

Seperti yang kita ketahui akses menuju IKN tidaklah mudah. Ini dikarenakan IKN terletak di kawasan huntan kalimantan, yang dimana bukan kawasan yang mudah di akses. Sehingga perlu menyewa kendaraan jika ingin berkunjung dan tentu tarifnya cukup mahal.

Di samping itu masih banyak hal-hal yang lebih urgen untuk mendapat anggaran negara, contohnya masih banyak guru honorer yang mendapatkan gaji dibawah UMR. Bahkan ada juga yang tidak sampai setengah dari UMR itu sendiri. Sungguh miris memang.

Lantas untuk apa membawa bagitu banyak influencer kunjungan ke IKN? Kunjungan ini tentu sangat membebani anggaran negara. Namun, langkah tersebut terkesan bertujuan untuk menguatkan pencitraan terhadap pembangunan IKN yang masih banyak persoalan. Dengan kata lain, pemerintah justru berpotensi mengalami kegagalan dalam mengambil aspirasi publik. Karena dasar dari keputusannya bukan bersifat riil struktural, melainkan bersumber dari relawan pembisik yang kemudian mereka booming-kan sendiri secara masif melalui peran mereka selaku buzzer di dunia maya.

Hal ini diperkuat dengan postingan positif para influencer terhadap proyek IKN. Mereka sepakat bahwa IKN tidak hanya menjadi simbol kemajuan, serta mengatakan bahwan IKN akan berdampak positif bagi kemajuan Indonesia kedepan. Tentunya tanggapan ini akan dilihat oleh jutaan followers mereka dan memberikan opini masyarakat terhadap proyek IKN.

Sementara itu, Ujan Komaruddin, analis politik Universitas Al-Azhar Indonesia, mengatakan Jokowi hanya mengundang influencer ke IKN untuk memoles citranya dan menjadikannya lebih positif. Faktanya, pembangunan IKN tahap pertama masih belum selesai sepenuhnya hingga akhir masa jabatan Jokowi.

Para influencer yang ikut juga seolah menutup mata atas persoalan pembangunan IKN. Pencitraan ini makin terlihat jelas dengan tidak adanya kunjungan terhadap masyarakat terdampak pembangunan IKN. Serta menggeser berbagai persoalan dalam pembangunan IKN. Misalnya saja mengenai belum tercapainya tujuan pembangunan, pengunduran diri ketua dan wakil ketua otoritas IKN, kurangnya minat investor asing terhadap IKN, kesulitan penyediaan air bersih, tersingkirnya masyarakat adat, dan permasalahan lainnya. 

Ini juga menggambarkan kebijakan yang dilaksanakan jauh dari kata efektif dan efisien. Serta tidak tepatnya penggunaan anggaran negara.

Sedangakan dalam Negara Islam, semua program pembangunan serta pengurusan rakyat dijalankan dengan efektif dan efisien, termasuk dalam penggunaan anggaran negara. Dalam sistem Islam pembangunan insfrastruktur bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, bukan untuk mengeruk keuntungan bagi para penguasa maupun memudahkan akses pengusaha.

Pemilihan pemimpin juga dilakukan berdasarkan kapabilitas, kredibilitas serta keimanannya. Sehingga dapat mengurus serta melindungi rakyat, juga dapat cinta kepada rakyat dan rakyat pun mencintainya. Ini bukan berdasarkan materi serta kekuasaan saja, tetapi berdasarkan ketakwaaan serta keimanan yang dimilikinya.

Oleh karenanya, calon pemimpin yang tidak lolos kriteria akan dicegah dalam hal pemegang amanah rakyat. Pencegahan ini dilakukan agar kelak tidak terjadi penyelewengan jabatan. Selain itu, dalam pembangunan insfrastruktur anggarannya harus di hitung dengan cermat agar tidak ada pemborosan. Ini dilakukan karena para penguasa paham akan arti dari amanah yang emban sehingga tidak dapat disalah gunakan.

Di sisi lain, negara sangat menerima kritik serta masukan yang datang. Dan menerapkan pembiasaan pada suasana amar makruf nahi munkar pada semua rakyatnya. Sehingga semua individu akan senantiasa melakukan muhasabah lil hukam sesuai dengan tuntunan Islam. 

Dengan penerapan hukum sesuai syariat ini, maka terciptalah pemimpin yang mencintai rakyatnya dan rakyat pun mencintai pemimpinnya. Ini sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Sebaik-baik pemimpin adalah mereka yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, kalian menghormati mereka dan mereka pun menghormati kamu. Pun sejelek-jeleknya pemimpin kalian adalah mereka yang kalian benci dan mereka pun benci kepada kamu. Kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (HR Muslim).

Ketika pemimpin sudah menjalankan amanah dengan baik, tentu akan dicintai oleh rakyatnya. Maka tidak perlu repot menjaga citra jika kepemimpinan telah dijalankan dengan baik oleh penguasa. Saat amanah kekuasaan tidak melenceng dari janji-janji kampanyenya, tentu akan menumbuhkan citra dengan sendirinya ditengah masyarakat.

Wallahualam bissawab. []