Rantai Beracun yang Tak Kunjung Putus

Daftar Isi

Islam memiliki aturan hukum terhadap pelaku pelecehan seksualitas yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah


Penulis Avrinna S.Kep BSN

Pegiat literasi & Aktivis Dakwah


Siddiq-news.com, OPINI -- Kekerasan seksual terhadap anak-anak adalah masalah global yang memiliki dampak yang signifikan dan jangka panjang pada korban. Para peneliti telah menemukan bahwa anak laki-laki juga terpengaruh oleh pelecehan seksual, meskipun masalah ini cenderung kurang dilaporkan dan kurang dipelajari dibandingkan dengan pelanggaran seksual pada anak perempuan.

Dilansir dari detikjabar, korban sodomi oleh pria berinisial AD (32) di Purwakarta bertambah. Sejumlah orang tua korban melaporkan anaknya menjadi korban kebiadaban pria tersebut.

"Total sementara untuk saat ini ada 11 korban, usianya rata-rata di bawah 10 tahun. Kejadiannya ternyata sudah lama sejak lima tahun ke belakang, yaitu dari tahun 2019 dan baru terungkap sekarang," ujar Yayan Sahrodi, Kepada Desa Cempaka kepada awak media, Selasa (9/7/2024).

Sodomi pada anak memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental dan emosional mereka, terutama dalam bentuk trauma psikologis dan tekanan emosional. Anak-anak yang mengalami pengalaman kekerasan seksual seperti ini seringkali menghadapi stres emosional yang mendalam akibat pengalaman yang traumatis. Dalam kasus sodomi, terutama inses, anak-anak akan mengalami dampak trauma psikologis yang lebih serius dan berkelanjutan.

Menurut Sigmund Freud, pengalaman seperti ini dapat membawa konsekuensi jangka panjang yang mengganggu perkembangan psikologis anak. Stres emosional yang mendalam, trauma psikologis yang serius, dampak jangka panjang pada kesehatan mental.

Dampak jangka panjang dari sodomi pada anak juga dapat terlihat dalam hubungan dan kepercayaan mereka terhadap orang lain. Anak yang menjadi korban sodomi seringkali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan mempercayai orang di sekitar mereka. Emosi yang terkait dengan trauma seksual dapat menyebabkan konflik dalam identitas dan maskulinitas. Selain itu, dampak ini juga dapat menyebabkan sulitnya membangun hubungan interpersonal, ketidakpercayaan terhadap orang lain, bahkan konflik identitas yang mendalam.

Bagaimana Islam memandang kasus ini?

Ajaran Islam mempunyai pandangan yang kuat terhadap sodomi, menganggapnya sebagai dosa besar dan pelanggaran moral. Hukuman bagi pelaku sodomi telah menjadi bahan perdebatan dan kontroversi dalam yurisprudensi Islam.

Perspektif Islam mengenai sodomi dan hukuman yang ditetapkan bagi pelakunya, serta mengeksplorasi pandangan kontemporer mengenai isu-isu ini dalam masyarakat Islam.

Dalam ajaran Islam, sodomi mengacu pada hubungan seksual antara individu berjenis kelamin sama atau segala bentuk aktivitas seksual yang menyimpang dari tatanan alami hubungan seksual. 

Yurisprudensi Islam dengan tegas melarang sodomi dan mengkategorikannya sebagai dosa besar. Larangan sodomi berakar pada penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis terkait yang menekankan kesucian hubungan heteroseksual dalam batas pernikahan. 

Misalnya, kisah kaum Luth dalam Al-Qur'an sering disebut-sebut sebagai peringatan agar tidak melakukan tindakan homoseksual. Ajaran Nabi Muhammad juga mengecam tindakan tersebut, sehingga memperkuat larangan sodomi dalam etika Islam.

Hukuman bagi pelaku sodomi dalam Islam telah menjadi isu kontroversial, dengan pandangan berbeda-beda di berbagai aliran pemikiran Islam. Hukum Islam tradisional menetapkan hukuman berat bagi pelaku sodomi, termasuk cambuk, rajam, atau bahkan hukuman mati dalam beberapa kasus. 

Catatan sejarah menunjukkan contoh-contoh di mana hukuman ini dilakukan dalam masyarakat Islam, yang mencerminkan penegakan hukum Islam yang ketat terhadap sodomi di masa lalu.

Islam memiliki aturan hukum terhadap pelaku pelecehan seksualitas yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Begitu pula hukum yang berlaku di Indonesia. Keduanya menetapkan hukuman bagi para pelaku. Namun secara garis besar keduanya memiliki sudut pandang yang sama yaitu perbuatan sodomi merupakan perbuatan terlarang.

Namun apakah rantai beracun ini akan putus? Jawabannya tentu tidak apabila tidak ada tindakan tegas dan tepat dari sebuah negara atas aturan yang berlaku.

Sangat berbahaya bagi anak-anak generasi penerus bangsa, mereka terancam oleh orang-orang berpenyakit menjijikan seperti ini.

Ada banyak cara untuk membantu anak-anak yang menjadi korban sodomi dalam penyembuhan mereka, salah satunya dukungan dan konseling menjadi sangat penting. 

Anak-anak yang mengalami pelecehan secara seksual memerlukan pendampingan yang sensitif dan terampil untuk membantu mereka pulih secara emosional dan mental. Konselor dan dukungan dari keluarga, masyarakat, dan profesional kesehatan mental dapat membantu anak-anak mengatasi dampak traumatis dari sodomi.

Namun semua cara di atas tidak bisa menghilangkan memori atas perbuatan tersebut. Ingatan itu akan dibawa sampai nafas terakhir korban. Dukungan keluarga juga lingkungan sangat membantu menyembuhkan luka itu. Hanya negara yang dapat memutuskan rantai beracun ini dengan penerapan sistem Islam di dalamnya, yang bersumber hanya dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Karena sebaik apapun proteksi dari dalam keluarga juga lingkungan tidak akan menjamin kalau generasi penerus bangsa akan selamat dari para kaum sodom ini.

Dan saat ini, perilaku Sodom itu bermetamorfosa bak kupu-kupu menjadi LGBTQ (Lesbianisme, Gay, Biseksual dan Transgender, Queer). Perkembangannya makin lama makin masif. Sangat menyedihkan dan melukai hati para orang tua.

Pergerakannya yang dahulu sembunyi-sembunyi sekarang ini makin terang-terangan. Dengan Menuntut kesamaan dan persamaan hak dengan alih-alih kebebasan dan Hak Asasi Manusia.

Apakah masih mau diam? Pelajarilah agamamu, karena agamamu punya solusi tentang semua permasalahan pelik yang terjadi. Semua permasalahan itu hanya bisa selesai dengan penerapan sistem Islam yang menyeluruh. Semoga Allah menjaga keturunan kita semua dari kaum yang dilaknat Allah ini. 

Wallahualam bissawab. []