Pendidikan Islam Solusi Fundamental Bagi Pendidikan di Era Kapitalisme

Daftar Isi

 

Penyimpangan yang kerap terjadi adalah bukti bahwa sistem pendidikan di Indonesia tidak terselenggara dengan baik

Sistem pendidikan sebatas formalitas dan dibangun atas dasar kepentingan semata antara penguasa dengan pengusaha


Penulis Susi Maryam Mulyasari, S.Pd.I

Ibu Generasi dan Pegiat Literasi


Siddiq-news.com, ANALISIS --Pendidikan adalah hal pokok yang harus dipenuhi suatu Negara. Sebab, melalui pendidikan inilah akan terwujud proses pembinaan yang akan terbentuk pemikiran sehingga terlahir berbagai macam solusi dari masalah yang dihadapi oleh Negara tersebut.

Namun demikian, penyelenggaraan sistem pendidikan yang kondusif tidaklah mudah dan mahal, sebab pendidikan dibangun oleh berbagai macam unsur, di mana unsur yang terpenting itu adalah underline system (landasan yang memengaruhi) dari pendidikan tersebut. 

Sebagai contoh misalkan sistem pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia. Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia, negeri kaya raya dan secara potensi sangat mampu menjadi negara adidaya. Namun, fakta menunjukan lain, Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan tingkat kemiskinan yang melanda warga negaranya cukup besar yaitu 25,22 juta warga Negara Indonesia terkatagori miskin (sumber: menpan[dot]go[dot]id).

Banyak faktor yang mengakibatkan kemiskinan terjadi, di antaranya adalah terjadinya ketimpangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja. Hal ini berdampak terjadinya pengangguran yang merupakan salah satu faktor utama kemiskinan terjadi.

Selain itu, kualitas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia tidak mampu menghasilkan kualitas SDM yang mumpuni, yang berkarakter, berdaya juang, dan memiliki sikap mental pemenang yang dilandasi iman dan takwa kepada Allah Swt..

Yang terjadi adalah banyak di antara kaum pelajar baik siswa maupun mahasiswa terjerembab ke dalam kubangan pergaulan bebas, yang mengakibatkan hilangnya penggalian potensi selama pendidikan berlangsung.

Sehingga, kita bisa saksikan berbagai macam fenomena mengerikan yang menimpa para pelajar negeri ini, di antaranya: terlibat ke aktivitas pornoaksi dan pornografi, tawuran, narkoba, seks bebas, prostitusi, dll yang berjuang pada hancurnya masa depan pelajar tersebut.

Segala bentuk penyimpangan yang kerap terjadi adalah bukti bahwa sistem pendidikan di Indonesia tidak terselenggara dengan baik dan benar melainkan hanya sebatas formalitas dari penyelenggaraan sistem pemerintahan sejak awal dibangun atas dasar kepentingan semata antara penguasa dengan pengusaha.

Mereka bersekongkol untuk menyelenggarakan sistem pendidikan yang hanya berfokus pada komoditi (profit oriented) yang dikendalikan oleh para kapitalis (pemodal) sejak awal bangsa dan negeri ini di bangun.

Para kapitalis sadar betul bahwa, kaum muslimin adalah sebuah potensi sekaligus ancaman bagi keberlangsungan hidup mereka, oleh karenanya salah satu cara yang terpikir oleh para kapitalis adalah membuat kaum muslimin tidak berdaya dan jauh dari agamanya yaitu dengan menyelenggarakan sistem pendidikan yang berlandaskan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).

Melalui sistem pendidikan inilah potensi kaum muslimin yang merupakan mayoritas warga penduduk di Indonesia "dimandulkan" bahkan sengaja untuk ditiadakan, sebab akan menjadi sebuah ancaman bagi hegemoni kapitalisme yang sekarang sedang bercokol di negeri ini.

Menilik lebih jauh tentang penyelenggaraan sistem pendidikan Indonesia. Kita akan dapati sebuah fakta yang boleh jadi menurut sebagian pihak biasa-biasa saja bahkan ada pihak yang beranggapan telah berhasil, tetapi bagi pihak yang sejak awal memahami dan memperhatikan pondasi yang dibangun di dalam sistem pendidikan Indonesia, akan merasa pesimis bangsa dan negara ini akan bangkit dari keterpurukan yang sekarang melanda negeri ini. 

Kita bisa lihat dari aspek yang paling prinsip dari sebuah konsep pendidikan adalah kualitas pengajar atau guru. 

Problem kesejahteraan guru masih menjadi polemik sampai sekarang. Masih kedapatan ada pengajar atau guru yang menerima upah sangat tidak manusiawi dengan beban tanggung jawab yang sangat berat.

Bagaimana mungkin para guru akan fokus mengajar dan memberikan segala upayanya untuk pengkondisian siswa. Akan tetapi di waktu yang sama mereka masih memikirkan beban hidup yang sangat berat. Hal ini ditinjau dari aspek kesiapan guru/pengajar.

Namun, dari aspek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pengajaran pun layak kita cermati dengan seksama. Gambaran bagaimana kesiapan dan keseriusan para pelajar menerima ilmu dari guru/pengajar sangat memperihatinkan. Proses pembelajaran di sekolah yang setiap hari mereka dapatkan dengan pengajar/guru tidak dimaknai sebuah proses pencarian ilmu yang harus dilandasi oleh kesadaran bahwa mencari ilmu adalah dalam rangka menunaikan kewajiban sehingga sikap penuh keikhlasan dan penjagaan adab kurang terjaga ketika menerima ilmu yang disampaikan oleh pengajar/guru.

Tidak sedikit sebagian dari mereka beranggapan bahwa, ilmu yang didapatkan ketika di sekolah tak ayal hanyalah hitungan akumulatif dari nilai yang harus mereka dapatkan sebagai sarat kelulusan sekolah atau hanya ingin mendapatkan ijazah sebagai syarat lanjut keperguruan tinggi negeri semata.

Sehingga, adab ketika menuntut ilmu, sikap sopan santun, dan perwujudan akhlak yang mulia ketika proses pembelajaran tidak kita dapati dari sebagian besar pelajar Indonesia saat ini.

Dengan melihat dari aspek ini saja kualitas pengajar dan siswa, sudah cukup tergambar bagaimana kualitas sistem pendidikan yang diselenggarakan di negara ini yaitu sekularisme, yang bisa menjadi penyebab timbulnya polemik dan masalah yang berkelanjutan di masa yang akan datang.

Pendidikan Islami Solusi Fundamental Bagi Sistem Pendidikan di Indonesia

Sudah saatnya bangsa besar ini bangkit dari tidurnya, sudah saatnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan dan sudah saatnya bangsa ini menjadi bagian kebangkitan peradaban Islam. Negeri ini harus berani jujur dan berani mengambil sikap, bahwa ideologi kapitalisme yang melandasi pondasi sistem yang sedang diterapkan dinegeri ini adalah sumber dari segala masalah yang terjadi. Sebab, kapitalisme dibangun berdasarkan hawa nafsu manusia yang bebas berkuasa dan rakus untuk mendapatkan apa yang menjadi kenginginan dan kehendak manusia. 

Berbeda dengan Islam, aturan Allah Swt. yang telah lama berkuasa mengatur segenap aspek kehidupan termasuk berkaitan dengan sistem pendidikan di mana diwujudkan dalam sebuah sistem pemerintahan agung yaitu khilafah. Oleh karena itu, jikalau umat Islam ingin bangkit maka tak ada jalan lain kecuali kembali kepada sistem Islam di dalam bingkai khilafah.

Kita bisa lihat bagaimana peradaban Islam mampu melahirkan para ilmuan-ilmuan yang saleh dan melahirkan sebuah teknologi yang bermanfaat bagi umat pada saat kejayaan islam, seperti bidang matematika, astronomi, kedokteran, kimia, fisika dan sebaginya.

Salah satu bukti bahwa pada saat kejayaan Islam adalah Bayt al-hikmah, tempat yang menjadi pusat pengetahuan. Sebab, dengan khilafahlah umat ini akan mampu menjalankan sistem pendidikan yang paripurna berlandaskan Islam. Yang telah terbukti mampu membangun peradaban manusia selama ribuan tahun, yang sampai sekarang jejaknya tidak bisa terhapuskan oleh beralihnya zaman.

Islam telah memposisikan pendidikan sebagai aspek fundamental yang harus disikapi dengan serius dan sungguh-sungguh. Perencanaan kurikulum, kualitas pengajar, ketersediaan infrastruktur belajar, dan komponen lainnya dalam pendidikan mendapatkan posisi yang harus di utamakan dalam sistem pendidikan Islam. Sehingga, dengan keseriusan seperti ini terlahirlah para ilmuan yang mampu berkarya untuk dunia, yang jasanya masih terasa sampai sekarang.

Nuansa keikhlasan telah nampak dengan nyata ketika proses pembelajaran dimulai di kelas. Para pengajar dengan sungguh-sungguh menyiapkan bahan ajar dengan penuh harapan akan keberhasilan murid-muridnya. Begitupun para pelajar/siswa dengan penuh keikhlasan dan sikap sungguh-sungguh mereka tampakkan dengan harapan ilmu yang di berikan seorang guru bisa berdampak positif bagi kehidupan para pelajar. Sehingga, tak ayal akhlak yang mulia akan terpancar dari sikap keseharian para pelajar/siswa di dalam menghiasi keseharian meraka.

Dengan penuh keimanan para pelajaran akan tumbuh besar menjadi seorang pemuda yang tak akan mudah terlenakan dengan gemerlapnya dunia, meraka yakin bahwa dunia hanya sebatas patamorgana yang akan tunduk kepada siapapun yang telah teratur hatinya kepada Allah Swt..

Inilah gambaran sebuah peradaban Islam yang salah satu pondasi bangunannya adalah sistem pendidikan yang dilandasi oleh akidah Islam. Oleh karena itu, sudah saatnya umat untuk "melek" dalam perjuangan menegakkan sistem Islam dalam bingkai naungan khilafah Islamiyyah.

Wallahualam bissawab. []