Mensalihkan Jiwa Anak
Dengan kokohnya akidah islamiyah pula akan terlahir anak-anak saleh salihah
Mereka yang akan menjadikan peradaban Islam kembali tegak di bumi ini
Penulis Dr. Sara Respati
Aktivis Dakwah, Ngaglik, Sleman, DIY
Siddiq-news.com, MOTIVASI -- Memiliki anak-anak yang saleh merupakan harapan setiap orang tua. Adapun membangun jiwa yang saleh pada anak, tidak lain adalah dengan membangun sikap dan hati anak agar selalu tunduk dan patuh pada perintah dan larangan Allah Swt.. Indikator jiwa yang saleh itu sendiri harus dikembalikan berdasarkan rida Allah, yakni mulai dari pola pikir, pola sikap atau perilaku, juga perasaan, baik rasa suka, cinta, benci, maupun marahnya hanya karena Allah Swt..
Secara fitrah, manusia diberikan potensi dalam dirinya sejak diciptakan oleh Allah Swt.. Di antaranya, kebutuhan jasmani, seperti rasa lapar (makan), haus (minum), buang air besar/kecil, tidur/istirahat, menghirup oksigen, dan lainnya. Di mana jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akan berdampak pada kesehatan atau jiwa, bahkan menyebabkan kematian.
Potensi yang kedua yakni naluri (ghorizah). Adapun terkait ghorizah dibagi menjadi tiga macam, yakni ghorizah tadayun, ghorizah baqa', dan gharizah nau'.
Potensi yang ketiga adalah potensi akal. Akal inilah yang menjadi kelebihan manusia dan yang tidak dimiliki makhluk Allah Swt. yang lain. Dengan adanya akal, manusia harus menggunakannya untuk berpikir dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan penyaluran nalurinya.
Allah Swt. juga memberi potensi akal agar kita dapat menemukan akidah yang benar, akidah yang lahir melalui proses berpikir. Pemikiran yang mendasar dan menyeluruh tentang alam, manusia, kehidupan, serta hubungan semuanya dengan sebelum kehidupan dan setelah kehidupan inilah yang disebut akidah aqliyah. Penting bagi manusia untuk menemukan jawaban tiga simpul besar tentang siapa dirinya (dari mana dirinya diciptakan), untuk apa keberadaannya di dunia, dan akan ke mana akhir kehidupannya. Sebagaimana Islam telah menjelaskan begitu khas dan rinci, bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt. ke dunia untuk beribadah (tunduk) kepada Allah Swt. (QS Al Zariyat: 56). Begitu juga, Islam menjelaskan bahwa setelah kematian, manusia akan dibangkitkan dan akan diberi pembalasan sesuai amal perbuatannya (QS Al Zalzalah: 7-8).
Allah Swt. membuat perumpamaan kepada manusia dalam QS Ibrahim ayat 24-25, bahwa kalimat yang baik itu seperti pohon yang akarnya teguh, dan cabangnya (menjulang ke langit), serta memberikan buah dengan seiizin Allah Swt.. Akidah aqliyah inilah ibarat akar yang akan menumbuhkan pola pikir dan pola sikap. Sementara akhlak baik, seperti jujur, sabar, disiplin, sopan, cinta Al Qur'an, rendah hati, suka bersedekah, rajin beribadah, dan semisalnya merupakan buah dari akidah aqliyah itu sendiri.
Dari sini jelas, yang harus dilakukan untuk mensalihkan jiwa anak adalah dengan mengokohkan akidah aqliyahnya. Cara praktis yang bisa kita lakukan yakni pertama, mengaktifkan proses berpikir anak. Mengajak dan melatih proses berpikir anak melalui diskusi dengan menghadirkan fakta yang dapat diindera dan memberi maklumat tsabiqah (pengetahuan sebelumnya) sesuai syariat Islam.
Kedua, menanamkan sikap konsisten. Bantu anak membuat target-target aktivitas. Tentu saja, untuk menjadi pribadi yang shalih harus memiliki habit yang baik. Sementara, tantangan terbesar membentuk kepribadian baik adalah konsisten. Sering kali memang perlu dipaksa agar menjadi kebiasaan dan kebutuhan.
Cara ketiga yakni dengan mengembangkan tsaqofah Islam. Memahami tsaqofah Islam sangatlah penting, agar umat Islam tidak terjebak dengan tsaqofah Asing, seperti paham feminisme, plurarisme, individualisme, liberalisme, hidup hedonis, flexing, LGBT, dan sebagainya. Maka, harus ada alokasi jadwal khusus dan istiqomah untuk terus mengembangkan tsaqofah Islam dengan menuntut ilmu (agama).
Dengan demikian, ketakwaan kepada Allah Swt. akan menjadi pusat orientasi hidup kita dan menjadi arah untuk pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri yang akan mewujudkan ketenteraman, ketenangan, dan kebahagiaan hidup. Dengan kokohnya akidah islamiyah pula akan terlahir anak-anak saleh salihah yang akan menjadikan peradaban Islam kembali tegak di bumi ini. Insyaallah.
Wallahualam bissawab. []